Telah kuadukan ribuan kali padaNya,
Tentang dia yang akan menjadi sesuatu yang indah ditempat paling terindah. Mengisi tempat kosong yang berada diantara ruang-ruang yang telah dihuni oleh orang-orang teristimewa.
Dia akan hadir untuk menutupi setiap celah yang ada, hingga tak ada lagi sela ataupun kekosongan didalamnya.
*celah kecilku
Serdaduku hilang ditelan lautan tangis atas ketakutan rasa yang mungkin tak berpihak, dan masih dengan diamku, menerawang jauh pada hal yang bisa saja diucapkan oleh sang raja dihatiku untuk mematahkan harapan. Aku hanya mengira-ngira karena sampai detik ini dia seperti belum mencerna rasaku. Haruskah berhenti, sebab keseoranganku tak mampu membawa rasa ini.
ribuan hati yang kutemui tapi belum menemukan hati yang kumau, entah dibelahan bumi mana aku akan menemukannya, dan pada detik keberapa hatiku akan beradu dengan hati yang mampu membuatku luluh, dan pada menit keberapa aku mampu menahan nafasku ketika menatap keindahan ciptaanNya.
Hanya bisa berdiam untuk rasa yang terus mengguncang pintu hati, entah dia ingin keluar dan memproklamirkan keberadaannya. “Kau jenuh…” tanya jantung yang terus berdegup ketika mata mengisyaratkan peraduannya dengan makhluk yang membuat waktu seakan berhenti dan desah yang tak lagi beraturan.
karena kau masih saja diam, lalu pergi tanpa sesuatu yang kau tinggalkan.
bila saja mereka berkata, pernahkah kau mengunjungiku.
bukti apa yang akan kutunjukan kepada mereka.
sedang jejakmu pun terhapus oleh angin yang lalu lalang.
sungguh kau tak pernah datang dalam nyata.
Ruang itu masih kosong, aku menepati janjiku!
tak inginkah kau datang untuk mengisinya
Aku takut lelah akan merenggut penantianku.
Senja itu masih disana, masih seperti yang kemarin. warnanya masih itu-itu saja.
berarak berjatuhan dikota kita seiring cinta yang seringkali jatuh tanpa kesudahan
senja itu masih memiliki cerita kita dan masih tentang itu-itu saja
tentang maraknya cinta seperti warna senja yang berarak.
Dulu, aku tak ingin ada jarak. tapi sekarang aku paham kenapa jarak itu ada, untuk memberi rasa yang luar biasa hingga pertemuan semakin indah.
tak terhitung jarak antara aku dan kau, tak terukur rasa yang tercipta karena jarak. dan tak sanggup kuungkap keindahan ketika bertemu.
semua karena jarak itu, karena jarak pun membuahkan rasa bahagia.
dihatimu, sudah
tak ada lagi alasan mencari hati yang lain
karena dihatimu sudah
kutemukan cinta itu.
kini musim telah berganti,
daun tak lagi berguguran,
asyik bercumbu membahasakan cinta
dengan rinai yang dengan lembut menyentuhnya.
Husnawati Kannur 